
Tim Pengabdian TI-UB Gelar Edukasi dan Simulasi Tanggap Bencana
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Teknik Industri Universitas Brawijaya (TI-UB) bekerjasama dengan Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang menggelar edukasi dan simulasi tanggap darurat bencana kebakaran dan gempa bumi kepada siswa-siswi santri kelas 7, 8, 10, dan 11.
Kegiatan edukasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini diselenggarakan dua kali, yakni tanggal 3 Agustus 2019 di kampus putri dan 10 Agustus 2019 di kampus putra.
Bertindak sebagai narasumber adalah Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Ir. Indra Gita. MM dan Koordinator Operasional Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang M. Teguh Budi Wibowo, SH.
Indra Gita dalam paparannya menyampaikan sekolah yang aman bencana harus didukung dengan desain sarana prasarana yang baik, pemahaman siswa akan bencana, dan dukungan dari pimpinan sekolah.
“Petakan dulu potensi bencana, kemudian baru disusul dengan langkah preventif program anti bencana,” pesannya.
Indra juga mengajak para siswa untuk menyanyikan petunjuk menghadapi gempa bumi yang dikemas ke dalam syair lagu agar lebih mudah diingat.
Kalau ada gempa lindungi kepala,
kalau ada gempa masuk ke kolong meja.
Kalau ada gempa hindarilah kaca,
kalau gempa reda keluar ruangan saja (ke titik kumpul, red.)
(Nyanyikan dengan melodi lagu Dua Mata Saya)
Sementara M. Teguh Budi Wibowo dari Damkar Kota Malang menyampaikan bahwa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) hanya digunakan untuk memadamkan api permulaan. Secara fisik ukurannya berkisar antara 0,6 sampai 16 kg.
“Ukuran ini disesuaikan dengan batas kemampuan wanita secara umum untuk mengangkatnya. Untuk jarak 100 meter wanita masih mampu,” bebernya.
Ratusan santri nampak antusias mendengarkan edukasi sekaligus mempraktekkan simulasi bencana dari para instruktur. Para pemateri berharap apabila terjadi bencana, masing-masing santri tidak lagi khawatir karena sudah memiliki bekal sebelumnya.
Ketua Tim Pengabdian Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, ST., M.Kes., IPU menyampaikan dengan adanya pelaksanaan kegiatan edukasi K3 tanggap bencana ini dapat memberi pengetahuan, kesadaran serta wawasan akan resiko dari sebuah bencana kepada seluruh elemen pondol pesantren, baik bagi santri maupun tenaga pendidik.
K3 bencana ini tidak hanya memberi edukasi mengenai sikap penyelamatan pertama ketika terjadi bencana tetapi juga mengenai standar-standar keamanan yang harus dipenuhi khususnya untuk gedung bertingkat.
“Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi adanya korban jiwa ketika terjadi bencana dan menciptakan kawasan sekolah yang kondusif, siap, dan tanggap terhadap bencana yang dapat terjadi kapan saja,” ujarnya.
Selain Qomariyatus Sholihah, pengabdian ini melibatkan Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA., Angga Akbar Fanani, ST., MT., Astuteryanti Tri Lustyana, ST., MT. serta mahasiswa yakni Debby Zalina, Neqi Salma Auladana, Dhymas Apriliyanto Widodo, dan Byan Rifki Abhiyoza. (and)