Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) lintas fakultas mengembangkan alat ventilator pernapasan medis yang memiliki integrasi perhitungan data berfungsi untuk membantu para tenaga kesehatan dalam proses penyelamatan nyawa melalui perhitungan secara langsung pernapasan manusia melalui hembusan pasien yang membutuhkan alat bantu napas dengan bantuan internet guna membantu pengoperasian. Penelitian ini dikembangkan dalam judul I-MEDVENT (Smart Internet of Things Aides Medical Ventilator For Breathing Apparatus).

Pada kompetisi International Science and Invention Fair (ISIF) yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) pada 1- 5 November 2022, penelitian ini memperoleh penghargaan Silver Medal. Dimana, kompetisi ini diikuti oleh 614 tim dari 32 negara.

Muhammad Rifat A.S.A, Ketua Tim Penelitian, mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh tim memakan waktu 3 bulan. Bekerja sama dengan rekan Fakultas Kedokteran, berinisiatif untuk memberikan suatu perkembangan di bidang medis Indonesia, dan akan dikompetisikan ke ajang kompetisi internasional.

“Kami melihat di indonesia sendiri belum pernah ada yang mengaplikasikan sebuah ventilator yang diintegrasikan dengan aplikasi perangkat lunak berupa Internet Of Things dalam penyelamatan nyawa, lalu kami ingin meneliti serta mencoba apakah bisa atau tidak” beber mahasiswa dari Jurusan Teknik Elektro itu.

Selain Rifat, penelitian melibatkan Aqil Gama Rahmansyah (Fakultas Teknik), Dhaffin Rayhzan Ferdian (Fakultas Kedokteran), Ridho Putra Pratama Hamid(Fakultas Kedokteran), dan dosen pembimbing Dr. Ir. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc., IPM.

Rifat menjelaskan, alat ini berbentuk semacam ventilator yang terkoneksi dengan Wi-Fi Internet dan memiliki layar guna menampilkan interface I-MEDVENT serta menampilkan hasil perhitungan langsung yaitu volume tidal, volume kapasitas, dan volume total. Dimana hasil perhitungan ini digunakan untuk membantu pasien dalam menghembuskan napasnya dengan hembusan yang sesuai.

“Untuk prototype kami desainnya seperti ventilator biasa yang memiliki layar, Sedangkan aplikasi perangkat lunak yaitu Internet Of Things yang dibuat berfungsi untuk menghitung secara langsung volume tidal, volume kapasitas, dan volume total dari hembusan pasien” jelas kata Rifat

Dari pengaplikasian alat sangatlah mudah, karena merupakan pengembangan dari ventilator sebelumnya. sehingga mekanisme nya tidaklah rumit.

“Jadi jika ingin diaplikasikan kedalam dunia kesehatan tidak rumit dan mekanismenya mudah karena ventilator ini merupakan perkembangan dari ventilator lama. dan semoga kedepannya dengan penemuan ini bisa membantu tenaga medis Indonesia dalam proses penyelamatan nyawa,” tutupnya.