EIVRE , aplikasi untuk memfasilitasi penduduk desa untuk menikmati sekaligus menghematlistrik

Masih banyak daerah di Indonesia yang hanya bisa menikmati listrik pada siang hari atau bahkan belum teraliri listrik. Salah satunya ada di suatu desa di Sumatera Utara, asal mahasiswa Teknik Elektro UB, Andreas Sober Sinaga.

Keterbatasan akses dan jarak desa yang jauh dari perkotaan menyebabkan desa itu hanya bisa menikmati listrik di siang hari dan di malam hari akan terjadi pemadaman listrik.

Hal ini membangkitkan gairah Andreas untuk mencari solusi dari permasalahan yang notabene sangat berdampak di segala aspek masyarakat ini.

Mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2021 ini tergugah untuk membuat beberapa pembangkit listrik, seperti PLTS, PLTA, PLTB, bahkan pembangkit listrik dengan menggunakan kotoran sapi.

“Nantinya pembangkit-pembangkit listrik ini akan diintegrasikan dengan Hybrid Energy System sehingga nantinya akan terjadi otomatisasi, di siang hari penduduk menggunakan listrik dari PLN, dan pada malam hari mereka akan menggunakan listrik dari pembangkit yang telah di simpan di baterai,” beber Anak Tanah Batak ini.

MyHomely Smart Home untuk managemen dan optimasi listrik di rumahRencananya, lanjutnya, sistem ini akan dikolaborasikan dengan idenya yang lain yaitu smart home dengan Energy Conservation System Innovation dengan Neural Network Base menggunakan Long Short-Term Memory (LSTM) dimana nantinya pemakaian listrik rumah tangga akan dimanajemen.

Sistem manajemen energi listrik ini dilengkapi algoritma khusus LSTM dan Neural Network (NN) terintegrasi Internet of Things (IoT) sebagai optimalisasi konsumsi energi listrik masyarakat.

Sistem SERUGA memanfaatkan aktivitas penggunaan energi di rumah tangga menjadi beberapa kelompok pola pada LSTM Neural Network yang nantinya akan digunakan untuk memprediksi aktivitas penggunaan energi di masa depan.

“Sistem ini dapat memberikan rekomendasi beserta intervensi mengenai penggunaan energi listrik yang lebih hemat, tak hanya di pedesaan, di kota pun bisa diaplikasikan,” kata Andreas.

Aktivitas tersebut didukung oleh komponen listrik rumah yang terintegrasi IoT dengan protokol komunikasi jaringan internet agar tiap komponen dapat terhubung satu sama lain.

Sistem ini akan menghemat penggunaan energi listrik rumah tangga dan juga dapat berdampak besar juga untuk desa lain agar mendapatkan pasokan listrik yang memadai.

Kolaborasi dari sistem-sistem ini mendukung terwujudnya SDGs no 7 dan 11, yaitu energi bersih dan terjangkau dan kota dan pemukiman yang berkelanjutan sehingga nantinya Indonesia dapat menjadi negara maju di 2045.

Hafizh dan Andreas mewakili UB pada International Youth Exchange and Conference (IYEC) 3 Chapter TurkeyIde cemerlang yang disebut Electricity Independent Village With Renewable Energy (EIVRE) ini membawa Andreas didanai sepenuhnya untuk berpartisipasi di International Youth Exchange and Conference (IYEC) 3 Chapter Turkey.

Bersama Muhammad Hafizh Al Ghiffari (Arsitektur ’22) dengan platformnya, i-Desaku akan menjadi representasi Universitas Brawijaya pada serangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Indonesian Youth Action di Turki pada tanggal 12-21 Mei 2023.