Top

Prof. Ir. Moh Sholichin Tawarkan Konsep SMART-UB untuk Pengelolaan Sungai Berkelanjutan

Prof. Ir. Moh Sholichin M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng dikukuhkan sebagai Profesor, Selasa (23/04/2025), di gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya (UB). Ia merupakan Profesor aktif ke-33 di Fakultas Teknik, Profesor aktif ke-245 di UB, serta menjadi Profesor ke-423 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.

Sungai memainkan peran vital dalam kehidupan, baik sebagai sumber air bagi kebutuhan domestik, industri, dan pertanian, maupun sebagai ekosistem alami yang mendukung keanekaragaman hayati. Namun, kualitas sungai sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia, baik di sektor industri maupun domestik.

Prof. Ir. Moh Sholichin M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., APEC Eng menawarkan konsep SMART-UB (Sustainable Mitigation Approach for River Transformation, Utilization, and Balance). Konsep ini disusun untuk menghadapi perkembangan pengelolaan sungai dan lingkungan, khususnya peningkatan beban pencemaran serta penurunan kualitas air di berbagai wilayah. Selama ini, pengelolaan sungai kurang menekankan pentingnya pemantauan status kualitas air secara komprehensif dan faktor yang mempengaruhinya. Beliau yang juga dikenal sebagai ahli bidang sumber daya air juga menambahkan bahwa banyak tempat kita menyaksikan apa saja dibuang di sungai, mulai sampah pertanian, kotoran hewan ternak, limbah rumah tangga berupa kantung dan botol plastik, sampah dapur, kayu, limbah cair dan kotoran WC. Bahkan ada ember, kursi atau kasur bekas yang terhanyut di sungai. Belum lagi limbah industri berupa zat kimia yang sangat berbahaya. Ibaratnya, sungai-sungai seperti truk pengangkut sampah yang bergerak terseok-seok karena keberatan beban yang menggunung.

Padahal peran sungai sangatlah vital dalam kehidupan: sebagai sumber air untuk kebutuhan rumah tangga, industri, sarana transportasi, pertanian, sebagai ekosistem pendukung keanekaragaman hayati, dan lain-lain.

SMART-UB menekankan 4 hal: pertama, strategi mitigasi untuk mengurangi dampak negatif akibat peningkatan beban pencemaran sungai; kedua, transformasi kondisi sungai berdasarkan penilaian kualitas air; ketiga pemanfaat air secara bijaksana; keempat keseimbangan antara pemanfaatan dan fungsi ekologis sungai.

Tujuannya adalah meminimalisir dampak pencemaran, memantau dan menilai perubahan kondisi sungai serta memastikan keseimbangan antara pemanfaatan air dan fungsi ekologis sungai guna menjaga keberlanjutan sumber daya perairan. Konsep SMART-UB tentu didasari dari banyak studi dan penelitian di berbagai wilayah di Indonesia. Termasuk studi sungai yang dilakukan di luar negeri sebagai perbandingan dan rujukan. Di antaranya ke Delft-Belanda, Hongkong, China, Jepang, Italia, Australia, Thailand, dan Malaysia.

Keunggulan SMART-UB menawarkan pendekatan yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan tata guna lahan serta sudah teruji dalam studi kasus di sungai Brantas, yang menunjukkan efektivitas dalam menekan tingkat pencemaran dan meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya air. [drn/mit]

 

Skip to content