Top

Dosen Teknik Industri UB Ajari Warga Sukun Daur Ulang Limbah Otomotif

Dosen Jurusan Teknik Industri Fakulats Teknik Universitas Brawijaya (TI FT-UB) yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat memberikan edukasi berupa pemanfaatan kotoran limbah otomotif sebagai bahan furniture bernilai tinggi kepada warga usia produktif warga Kecamatan Sukun.

Kegiatan yang berlangsung pada bulan Oktober 2019 di lahan parkir Gedung Teknik Industri ini bertajuk IbM Penerapan Konsep Green Ekonomi Melalui Daur Ulang Otomotif Waste Menjadi High Appealing Furniture.

Ketua tim pengabdian, Ir. Oyong Novareza, ST., MT., Ph.D menjelaskan latar belakang diadakannya pelatihan. Yaitu Ds. Sukun Kecamatan Sukun, Kota. Malang merupakan salah satu desa  yang terletak di perbatasan dengan kabupaten Malang disebelah selatan. Berdasarkan data yang dihimpun, industri yang tumbuh di sekitar kawasan desa Sukun adalah industri pendukung bidang otomotif.

“Industri yang berkembang diantaranya yaitu: industri jasa perawatan kendaraan bermotor (baik roda empat maupun roda dua) dan industri penyedia sparepart kendaraan,” kata Ketua Jurusan TI-UB ini.

Berkembangnya industri otomotif tidak terrlepas dari tingginya pertumbuhan jumlah pengguna kendaraan bermotor di kota Malang. Berdasarkan data BPS pada tahun 2016 jumlah kendaraan roda dua di malang adalah sebesar 456.693 unit dan 90.058 kendaraan roda empat.

Tingginya jumlah kendaraan disatu  sisi merupakan sebuah permasalahan dikarenakan mengakibatkan terjadinya kemacetan dan muncunya limbah otomotif baik polusi maupun barang bekas pakai. Namun limbah tersebut juga bisa mendaptkan keuntungan bila diolah dengan baik.

Salah satu limbah otomotif yang dapat diolah lebih lanjut untuk dikonversi  menjadi barang bernilai adalah ban. Ban kendaraan mobil ecara teoritis dapat dipergunakan selama 3 tahun.

“Hal ini dapat diartikan bahwa sepertiga dari keseluruhan kendaraan roda empat akan mengganti ban setiap tahun atau sekitar 30.000 kendaraan. Jika setiap kendaraan memiliki 4 roda maka setiap tahunya akan menghasilkan 120.000 ban bekas,” ujar dosen bidang manufaktur ini.

Di sisi yang lain saat ini berkembang pesat konsep pemangunan yang disebut sebagai green economy. Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), Green economy didefinisikan sebagai usaha untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi namun dengan meminimalkan resiko kerusakan lingkungan dan ekosistem yang mendorong terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Perwujudan konsep green economy akan menjamin keselarasan antara kegiatan ekonomi dengan aspek lingkungan dan sosial.

Salah satu usaha yang akan dikembangkan adalah berupa pemanfaatan kotoran limbah otomotif sebagai bahan furniture bernilai tinggi. Ban merupakan material dengan karakteristik yang unik yaitu kokoh namun memili koefisien elastis yang besar. Selain itu ban juga memiliki profil yang menarik yaitu berbentuk tabung yang tidak terdapat sudut diantaranya.

Kondisi inilah yang menjadikan ban bekas merupakan sebuah material yang cocok untuk dikonversi menjadi kerajinan bernilai tinggi. Disisi yang lain pertumbuhan pendduk yang tinggi mendorong peningkatan perabot rumah tangga khususnya furnitur menjadi semakin besar.

“Tujuan kegiatan ini adalah sebagai  memanfaatkan limbah otomotif yang sangat melimpah di Desa Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang, sebagai bahan baku pembuatan furniture berdaya tarik tinggi.,” ujarnya.

Sehingga pelatihan diharapakan dapat menjadikan  produk furniture sebagai sumber pendapatan tambahan masyarakat Ds. Sukun, mampu memberikan sumbangsih terhadap penyediaan furniture berdaya tarik tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat, dan meningkatkan kesehatan dan kebersihan lingkungan dan taraf hidup masyarakat.

Warga sangat antusias terhadap pelatihan ini. Mereka sangat bersemangat, apalagi setelah melihat hasil akhir produk mereka. Ada peserta yang langsung mengupload hasil kerjanya di media sosial dan mendapat respon yang baik dari anggota jejaring media sosial yang bersangkutan, dengan mencoba memesan produk furniture bebrapa unit. Kebahagian peserta bertambah di saat tim memberikan 1 set peralatan produksi yang mereka gunakan dalam workshop.

Selain ketua tim Ir. Oyong Novareza, ST., MT., Ph.D kegiatan melibatkan dosen Angga Akbar Fanani, ST ., MT., Suluh Elman Swara, ST., MT., Marudut Sirait, ST., MT., dan Endra Y. Arifianto, ST., MT. (and)

Skip to content