Top

Pemanfaatan Limbah Air Wudhu untuk Budidaya Aquaponik di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Cabang Dau Kabupaten Malang

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Cabang Dau yang berlokasi di Jl.Ulil Abshor No. 7A Dukuh Jetis Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang merupakan salah satu panti asuhan yang di bawah kewenangan Pimpinan Aisyiyah (PCA) Dau Kabupaten Malang.

Saat ini Panti Asuhan Putri Aisyiyah Cabang Dau dihuni oleh 31 anak asuh yang terdiri dari 24 anak usia SMP dan SMA serta 7 orang mahasiswi.

Secara struktur kepengurusan, Panti Asuhan Putri Aisyiyah Cabang Dau memiliki 2 orang pembina, masing-masing satu orang Kepala Panti dan Bendahara Panti serta tujuh orang Pendamping Asrama yang sehari-hari bertugas mendampingi dan mendidik anak asuh yang rata-rata berusia sekitar 12 sampai dengan 17 tahun.

Kegiatan rutin yang dilakukan di Asrama Panti Asuhan adalah tilawah Al-Qur’an, Kajian Agama serta Sholat berjamaah. Sedangkan untuk pedidikan formal anak asuh dilakukan di luar panti yaitu di SMP, SMA dan SMK serta Perguruan Tinggi.

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, anak asuh yang bermukim di panti asuhan tidak lepas dari wudhu sebagai syarat sah-nya sholat. Dan sebagaimana umumnya, air bekas wudhu dibuang langsung ke saluran drainase.

Padahal jika dilihat dari aspek kualitas airnya, air bekas wudhu atau limbah air wudhu masih memiliki kualitas yang baik. Hal ini karena proses wudhu tidak mensyaratkan dengan bahan tambahan seperti sabun atau shampo.

Jika diasumsikan tiap anak asuh membutuhkan rata-rata 2 liter air untuk wudhu, maka potensi limbah air wudhu dalam sehari sebesar 2 liter x 5 kali x 31 orang = 310 liter/hari. Ini belum termasuk penggunaan air di lokasi tempat wudhu oleh kepala Panti atau Tamu.

Melihat potensi limbah air wudhu yang begitu besar dan terbuang percuma, maka Tim Pengabdian Teknik Pengairan UB yang diketuai oleh Sri Wahyuni, ST., MT., Ph.D mengupayakan pemanfaatannya untuk budidaya aquaponik.

Pada kegiatan ini Sri Wahyuni dibantu oleh anggota timnya yang terdiri dari Dr. Sumiadi, ST, MT., Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D       ., Prima Hadi Wicaksono, ST., MT., dan Ir. M. Taufiq, MT.

 

Aquaponik sendiri merupakan merupakan gabungan antara kolam ikan di bagian bawah dan hidroponik di atasnya.

“Dengan upaya ini warga panti diharapkan bisa memanen ikan dan sayur baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual, sebagai ajang pembelajaran kewirausahaan lewat budidaya ikan dan sayuran,” ujar Sri Wahyuni.

Kegiatan ini berlangsung mulai 1 juni hingga 31 Oktober 2019. Muali dari pengukuran debit air dari limbah air wudhu, mengumpulkan informasi dan melaksanakan pengukuran kondisi topografi dari tempat wudhu sampai ke lokasi kolam ikan, Menganalis hasil uji sample kualitas limbah air wudhu serta hasil pengukuran debit sesuai kriteria baku mutu air untuk budidaya aquaponik sesuai peruaturan yang berlaku. Pengukuran debit dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan air dalam memenuhi kebutuhan air untuk budidaya aquaponik, membuat rencana desain teknis budidaya aquaponik yang dilengkapi dengan proses pengolahan limbah air wudhunya, hingga pendampingan dan evaluasi.

“Alhamdulillah kami bisa membuatkan dua aquaponik dan tidak mengalami kendala yang berarti.  Debit airnya mencukupi dan limbah air wudhu tidak perlu pengolahan khusus karena tidak tercampur limbah lain,” pungkas Sri WAhyuni. (mic)

Skip to content