Top

Dosen Mesin Mendesain Permainan untuk Pengembangan Kemampuan Motorik Anak

Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak secara alamiah dalam mengenal dirinya sendiri maupun lingkungannya.

Pemahaman mengenai konsep bermain akan berdampak positif pada cara guru dalam membantu mengembangkan kemampuan anak baik secara fisik maupun intelegensinya.

Tersebutlah PAUD Permata Bunda yang beroperasi sejak 2010, namun tidak memiliki sarana bermain dan lokasi halaman depan PAUD adalah jalan. Prihatin akan keadaan PAUD tersebut, Khairul Anam ST MSc, Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) mengadakan pengabdian di sana.

Dalam proses pengabdian ini ia melibatkan tim dari Jurusan Teknik Mesin yang terdiri dari lima Dosen, satu laboran, tiga Mahasiswa.

Tentu saja tim juga berkolaborasi dengan Guru PAUD Permata Bunda.

“Kami sadari bahwa mangajar murid PAUD membutuhkan ketekunan dan kesabaran, makanya kami bekerjasama dengan empat guru di sana dan kami bertanggung jawab untuk kegiatan yang lebih bersifat motorik,” ujar Dosen yang menempuh studi S3 di Austria ini.

Persiapan tim dimulai dari awal bulan Juni 2019 yang terdiri dari survey lapangan dan optimasi alat peraga yang akan dipakai oleh PAUD Permata Bunda dan kegiatan inti dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2019.

Kegiatan diawali dengan senam pagi sambil bernyanyi yang dipandu langsung oleh Bu Guru PAUD Permata Bunda. Setelah itu, semua murid dipandu untuk masuk keruangan untuk minum sambil makan snack.

Interaksi antara tim Pengabdian Masyarakat dan murid dimulai setelah istirahat. Ada 4 kegiatan utama yang dilakukan; halang rintang, menggambar, “jika aku besar nanti, aku ingin menjadi…”, dan foto sebagai kenang-kenangan.

Keempat kegiatan ini dilakukan secara kesinambungan agar menarik minat ke-31 murid PAUD Permata Bunda.

Ada 3 alat yang digunakan untuk halang rintang yaitu jaring-jaring, jembatan kayu dan rambu- rambu. Murid yang sukses melewati halang rintang akan mendapatkan buku gambar dan pensil warna.

Setiap murid dibebaskan untuk menggambar apa saja sesuai dengan imajinasi mereka. Mereka harus menceritakan gambar yang mereka buat dan juga menceritakan cita-cita mereka. Foto permurid diberikan sebagai kenang-kenangan bagi mereka.

“Kegiatan berjalan lancar karena murid sangat antusias meskipun tim akui bahwa mengajari anak TK lebih mudah daripada mengajari mahasiswa. Antusiasme sangat dibutuhkan oleh anak-anak sebagai salah satu parameter bahwa motorik mereka terstimulasi,” pungkas Anam. (mic)

Skip to content