Top

Tim Pengabdian PWK Tangani Banjir di Karang Besuki

Kelurahan Karang Besuki, khususnya RT 01 dan RT 03 adalah salah satu pusat hunian kos mahasiswa karena lokasinya yang dekat dengan UIN, ITN dan Universitas Brawijaya.

Tarikan dari aktifitas penduduk tersebut tidak hanya berdampak pada tingginya hunian kos, tetapi juga memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar yang ditandai dengan banyaknya bangunan-bangunan dengan fungsi perdagangan dan jasa.

Fungsi Kawasan budidaya tersebut menuntut perubahan tutupan lahan seperti banyaknya rumah yang tanah pekarangannya diperkeras/diplester untuk warung, toko atau kos-kosan.

Selain itu pertumbuhan infrastruktur jalan di Kawasan RT 01 dan RT 03 juga berkembang pesat, banyak jaringan jalan lingkungan yang sudah diaspal.

Perubahan tutupan lahan itu memiliki dampak berkurangnya lahan resapan air hujan/limpasan. Hal tersebut ditandai dengan munculnya genangan air di sekitar Kawasan RT 01 dan RT 03 pada saat terjadi hujan yang apabila tidak segera diselesaikan berpotensi menimbulkan banjir.

Biopori merupakan inovasi teknologi resapan air yang mudah, efektif dan efisien. Bahan yang digunakan relative sederhana, mudah didapatkan dan bisa disiapkan secara mandiri.

Tim Pengabdian PWK FTUB yang diketuai oleh Kartika Eka Sari ST. MT., memilih biopori sebagai salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan genangan di RT 01 dan RT 03 Kelurahan Karang Besuki.

Pemasangan biopori ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu sosialisasi dan operasional pembuatan biopori. Pada tahap sosialisasi Tika, begitu ia akrab disapa, mengundang warga masyarakat RT 01 dan RT 03 di Balai RW 8 pada tanggal 14 April 2019.

Pada sosialisasi yang dihadiri 35 warga ini narasumber dari Laboratorium EIIS (Environmental Infrastructure and Information System) memaparkan terkait dengan manfaat biopori, bentuk biopori yang akan dipasang serta teknis pemasangan biopori.

Narasumber yang hadir dalam acara sosialisasi antara lain Dr. Ir. Budi Sugiarto W. MSP, Ir. Ismu Rini Dwi Ari MT. Ph.D., dan Nailah Firdasiyah ST., MT.

Pada tahapan opersional pembuatan biopori, tim PKM yang berasal dari Lab EIIS dibantu oleh warga RT 01 dan RT 03 serta melibatkan juga mahasiswa PWK Angakatan 2018.

“Sengaja kami melibatkan mahasiswa untuk melatih kepekaan dalam menangkap aspirasi masyarakat dan mengaplikasi teori pembuatan biopori di lapangan,” terang Tika.

Koordinasi awal dilakukan di rumah Ketua RW 8 pada bulan Maret 2019 yang dihadiri 6 orang perwakilan RW 8 dan 4 orang tim PKM. Selain koordinasi berupa diskusi, koordinasi juga dilakukan untuk melakukan survey calon titik lokasi biopori.

Pada tahap ini warga RW 8 menunjukkan pada tim PKM lokasi-lokasi genangan di RT 01 dan RT 03 yang berpotensi menimbulkan banjir.

Setelah koordinasi selesai, tahapan selanjutnya adalah sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 14 April 2019 di Balai RW 08.

Kemudian teknis pembuatan biopori dilakukan diawali dengan persiapan alat dan bahan biopori seperti bor biopori, pipa PVC dan kawat. Setelah peralatan dan bahan siap, pada tanggal 28 April 2019 dimulai pemasangan biopori dimana pada tanggal tersebut terpasang 13 lubang biopori.

“Secara keseluruhan proses pemasangan biopori ini dilakukan selama dua bulan. Semoga dengan dipasangnya biopori ini masalah genanagn air akan teratasi,” harap Tika. (mic)

Skip to content