Top

Interpretasi Seribu Indra di TELISIK Arsitektur UB

Mahasiswa baru Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB), sekali lagi menghadirkan Pameran Desain Matra dengan tema Archibition “TELISIK” Sashara Indra.

Pameran ini digelar mulai dari 16-18/Des/2019 di Gedung Baru Arsitektur FT UB. Ketua pelaksana, Azzam Fuhad Mubasyir mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pameran khusus mahasiswa baru arsitektur yang setiap tahun dilakukan.

Cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang dikontrol langsung oleh dosen mata kuliah, tahun ini pameran diwadahi oleh Himpunan Mahasiswa Arsitektur. Aflah Rihadannafis selaku Ketua Himpunan menjelaskan, pameran ini merupakan wadah bagi maba untuk melatih kepanitiaan sejak dini.

“Mulai kepantiaan mereka bentuk sendiri. Bahkan karya-karya yang dipamerkan merupakan tugas sesuai mata kuliah dari awal semester yang di kompilasi jadi satu di akhir semester,” ungkap Ketua HMA yang akrab disapa Nafis ini.

Pameran ini, menampilkan karya-karya seperti desain matra, gambar arsitektur, gambar teknik dan pengantar arsitektur. Untuk mata kuliah desain matra dibagi menjadi dua, dwi matra (2D), dan tri matra (3D).

Mata kuliah gambar arsitektur dan gambar teknik sekaligus dwi matra menampilkan gambar, tri matra menampilkan instalasi indoor dan outdoor yang didasarkan oleh intuisi indera, sedangkan pada mata kuliah pengantar arsitektur ditampilkan maket rumah tinggal.

“Tujuan pameran ini, kami ingin berbagi pengalaman kepada pengunjung apa yang kami rasakan ketika kami membuat sebuah karya. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bukti apresiasi kepada mahasiswa baru arsitektur 2019,” terang Azzam.

Terdapat 60 karya dwi matra, 24 tri matra, dan 50 gambar arsitektur yang telah lolos seleksi oleh dosen-dosen arsitektur dan dpamerkan di depan ratusan pengunjung.

Seleksi karya ini sudah dilakukan sejak bulan oktober 2019. Kualifikasi umum karya yang dapat lolos pameran adalah karya harus proposional, harus memnuhi teknik yang digunakan, memiliki unsur spesifik sendiri atau mahasiswa bisa menunjukkan perasaan di dalam karya mereka.

Tema pameran pada tahun ini adalah sahasra indra yang diambil dari bahasa sansekerta. Makna bahasa ini adalah seribu indra, artinya sebuah intuisi itu tidak dibatasi hanya dengan 5 panca indra, melainkan banyak faktor-faktor lain yang menpengaruhi intuisi kita.

Sedangkan, nama Telisik memiliki makna menelusuri karya secara teliti. Di pameran ini pengunjung diajak untuk merasakan pengalaman proses perencanaan karya dengan memanfaatkan media untuk membangkitkan stimulasi panca indra. (mic/meg)

Skip to content