Top

Mahasiswa Teknik Kurangi Sarang Nyamuk Dengan Murah dan Alami

Nyamuk merupakan serangga yang dapat membawa penyakit seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, zika, dan lain sebagainya.

Pengendalian tempat perindukan nyamuk di Indonesia lebih banyak dititikberatkan pada penutupan dan abatisasi bak mandi, serta penguburan barang-barang buangan di sekitar rumah penduduk yang justru berpeluang sebagai penampung air hujan.

Pemberantasan nyamuk juga dilakukan dengan menggunakan insektisida. Salah satu bahan kimia yang biasa digunakan untuk pengawasan nyamuk dewasa adalah malathion. 

Sifat dari insektisida sintetik ini sulit untuk terurai sehingga akan menimbulkan efek yang merugikan dan mengganggu organisme yang bukan sasaran serta membutuhkan biaya yang relatif mahal  .

Salah satu ide yang murah adalah dengan mencegah nyamuk mendekat pada tempat-tempat tergenang air, seperti drainase yang tersumbat.

Penggunaan tanaman pengusir nyamuk salah satunya geranium radula dinilai dapat menjadi terobosan baru karena tidak menimbulkan dampak seperti insektisida dan bahan kimia lainnya.

Bergerak dari ide ini, tiga mahasiswa Fakultas Teknik UB; Yalim Fikhoir, Sulthon Arsyad Alifudin, dan Dimas Wahyu Cahya meneliti penerapan geranium radula ini lebih lanjut.

Nyatanya, penerapannya cukup mudah yaitu dengan ditanam didekat drainase saluran terbuka namun dengan beberapa perlakuan tertentu agar memberikan hasil yang efektif.

Berdasarkan Penelitian Matsuda et al. (1996) menyatakan bahwa tanaman geranium radula dapat mengusir nyamuk  sejauh 0.93 m dalam kondisi hidup.

Selain itu, agar dapat mengeluarkan aroma yang tidak disukai nyamuk daun-daunya harus saling bergerak. Pada kondisi diluar lapangan, angin memberikan efek yang sama.

Dengan demikian  dimensi drainase saluran terbuka yang dapat diatasi memiliki kriteria tertentu. Apabila Geranium radula ditanam pada satu sisi drainase saja, maka lebar saluran harus kurang dari 1 m dan jika ditanam pada kedua sisi maka lebar maksimum dari saluran adalah 2 m.

Geranium radula juga harus ditanam saling berdekatan agar daun-daun dari tanaman ini saling bersentuhan.

“Jika tanaman bergerak terhembus angin, dedaunan saling bergesekan semakin luas dan dapat memicu keluarnya aroma Geranium radula yang mengandung Geraiol dan Sitronellol sehingga area drainase yang terlindungi lebih besar juga,” terang Yalim selaku Ketua Tim.

Di bawah bimbingan Ir. Mohammad Taufiq, MT., tim akan berjuang pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXXIII 2020 November mendatang.

“Semoga inovasi ini dapat bermanfaat dan dapat diterapkan oleh masyarakat dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga dapat menekan angka penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk,” harap Yalim Fikhoir, mewakili timnya. (YF/mic)

Skip to content