Top

Mahasiswa Teknik Kimia Sterilkan Asap Rokok dengan Lidah Mertua

Indonesia merupakan negara dengan produksi tembakau terbesar di dunia. Sayangnya, menurut Kajian Badan Litbangkes, setiap tahunnya juga ada lebih dari 230.000 kasus kematian akibat konsumsi produk tembakau.

Tak bisa dipungkiri, produk tembakau terbesar adalah rokok. Indonesia menempati urutan ketiga dengan jumlah perokok terbanyak setelah China dan India menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Indonesia juga menempati posisi pertama perokok terbanyak di ASEAN, dengan presentase 46,16%.

Rokok merupakan faktor resiko penyakit berkontribusi terbesar disbanding faktor lainnya. Tak hanya bagi perokok tetapi juga pada orang-orang sekitarnya.

Ironinya rokok juga merupakan salah satu penyumbang besar penerimaan kas Negara. Dihadapkan dengan fakta-fakta ini, tiga Mahasiswa Fakultas Teknik UB ingin menekan factor-faktor berbahaya yang terdapat pada rokok.

Mereka adalah Monifa Arini, Nino Dimasta Putra, dan Dary Rafi Brafianto. Ketiga mahasiswa ini membuat sterilisasi dan degassing asap rokok menggunakan Chemical Steam Sterilization dari Ekstrak Lidah Mertua (Sansevieria sp.).

Monifa selaku Ketua tim menerangkan, tim menerpakan beberapa metode untuk memroses ekstrak lidah mertua dalam mengikat gas atau zat beracun yang berada di udara.

Metode Degassing adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengikat gas atau zat berbahaya agar tidak mencemari lingkungan sekitar khususnya partikel-partikel yang tak kasat mata.

Ekstrak lidah mertua yang diuji berbentuk larutan yang didinginkan sehingga memerlukan metode lain yaitu Chemical Steam Sterilization, metode inilah yang dapat mengubah ekstrak ini menjadi uap.

Lebih lanjut, tim juga mendesain alat yang dapat digunakan di tempat-tempat umum seperti smoking area, dan lainnya.

“Desain alat ini mirip dengan diffuser,” tukas Monifa.

Alat ini bekerja secara otomatis. Jika dilektakkan di ruang tertutup, contohnya seperti di dalam rumah, maka uap dari ekstrak lidah mertua akan mengikat partikel berbahaya yang terkandung dalam asap rokok.

Jika alat ini diproduksi secara massal, tambahnya, diharapkan dapat meminimalkan dampak asap rokok yang, tak bisa dipungkiri, sangat susah dicegah.

Dengan bimbingan Supriyono, S.T., M.T., tim akan berjuang dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2020 yang diselenggarakan oleh DIKTI November mendatang. (MA/mic)

Skip to content