Top

Inovasi Baru Teknik Kimia UB dalam Pemisahan Kefir

Produksi susu segar di Jawa Timur menduduki peringkat pertama dalam produksi susu nasional dan mencapai lebih dari lima ratus ribu ton (Badan Pusat Statistik, 2019).

Seiring dengan tingginya produksi susu, diversifikasi produk olahan susu penting dilakukan untuk mengkonversi jumlah susu segar yang berlebih.

Salah satu contoh produk olahan susu adalah kefir. Kefir dihasilkan dengan teknologi fermentasi menggunakan bibit kefir (kefir grains) yang mengandung bakteri asam laktat dan khamir.

Kefir memiliki dua komponen utama yaitu curd dan whey. Curd mengandung protein kompleks, sehingga cenderung bersifat non polar seperti minyak. Sedangkan, whey banyak mengandung air, sehingga cenderung bersifat polar.

Dua komponen tersebut memiliki fungsi tersendiri. Curd dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik dan masker kecantikan, sedangkan pada whey dimanfaatkan sebagai bahan minuman bernutrisi. Oleh karenanya, dua komponen ini seringkali dilakukan pemisahan.

Metode pemisahan yang dilakukan umumnya menggunakan kain saring biasa sehingga cenderung menghasilkan produk yang memiliki kemurnian rendah.

Proses pemisahan ini biasanya memerlukan waktu relatif lama (hingga 24 jam). Waktu ini mengakibatkan produk yang dihasilkan berpotensi untuk terkontaminasi mikroorganisme lain. Pada beberapa kasus, produk yang dihasilkan terkadang memiliki bau tidak sedap.

Beranjak dari permasalahan tersebut tiga mahasiswa Teknik Kimia mencoba aplikasi pemisahan kefir ini menggunakan membran superhidrofobik berbasis silika.

Ketiganya adalah Mohammad Fahmi Fathikhul Umam, Muhammad Rifaldi, dan Herlinda Novianti dengan bimbingan Ir. Bambang Poerwadi M.S.

Teknologi pemisahan menggunakan membran lebih disukai, karena memiliki selektifitas yang tinggi dan hemat energi.

Membran yang digunakan adalah membran superhidrofobik yang memiliki sudut kontak diatas 150o, artinya membran memiliki kemampuan untuk menolak komponen yang bersifat polar (seperti air) dan meloloskan komponen yang bersifat non polar (seperti minyak).

Konsep pemisahannya menggunakan membran superhidrofobik yang didasari pada perbedaan polaritas.

Curd yang bersifat non polar akan lolos dari membran, sedangkan whey yang bersifat polar akan terejeksi dari membran.

“Membran berbasis silika dalam segi bahan baku sangat menguntungkan, karena silika dapat ditemukan di berbagai sumber. Diantaranya pasir laut, sekam padi, abu bagasse, dan lumpur panas,” ujar salah satu anggota tim, Muhammad Rifaldi.

Penelitian yang mendapatkan pendanaan DIKTI melalui PKM ini dilakukan selama dua bulan. Data yang digunakan dalam penelitian menggunakan pengambilan data secara daring mengingat kondisi pandemi COVID-19. (mfu/mic)

Skip to content