Top

Mahasiswa Teknik Mesin Ciptakan Cerobong Asap Penghasil Listrik Ramah Lingkungan

Indonesia merupakan salah satu negara industri terbesar di Asia Tenggara bahkan memiliki beberapa daerah kawasan khusus industri. Hal ini merupakan  sebuah tanda bahwa perekonomian Indonesia cukup baik.

Namun sayangnya, jumlah kawasan industri ini juga menjadi penyumbang jumlah polutan di Indonesia. Inilah yang menyebankan Indonesia berada pada posisi ke-6 sebagai negara dengan jumlah polusi terbanyak di dunia berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh IQAir.

Cerobong pabrik mengeluarkan asap begitu saja ke atmosfer, asap yang kita tahu mengandung polutan yang berbahaya bagi masyarakat. Selain itu gaya dorong asap yang terbuang sia-sia tanpa dimanfaatkan terlebih dahulu ini menggelitik tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) untuk berinovasi.

Ketiga mahasiswa Teknik Mesin FTUB itu adalah Taufik Berilyan, Mikhael Joshua Mora Siahaan, dan Ahmad Fadlan Al Ahyar Sulis. Di  bawah bimbingan Redi Bintarto, ST., M.Eng.Pract, ketigaya menciptakan CAS 3 IN 1 (Cerobong Asap 3 In 1).

Secara singkat CAS 3 IN 1 adalah cerobong asap yang dapat menghasilkan energi listrik dari gaya dorong asap, mengurangi kadar polutan dengan penyemprotan air, dan mendeteksi kandungan asap yang dikeluarkan cerobong asap.

Tim memodifikasi cerobong asap dengan menempatkan beberapa komponen tambahan yang disematkan pada cerobong asap konvensional seperti turbin/impeller, nosel, sensor udara (MQ-135), rotor, dan fentilasi(lubang kecil untuk mencegah kelebihan tekanan pada cerobong).

Asap yang melalui CAS 3 IN 1 akan melewati nosel dan lalu disemprotkan uap air sehingga kandungan logam atau polutan akan berkurang. Setelah itu akan melewati sensor udara yang bertujuan untuk mengecek kandungan udara dan kemudian asap tersebut menggerakkan turbin yang terhubung dengan rotor sehingga membuat rotor ikut berputar dan membangkitkan tenaga listrik.

“Kami ingin mengubah hal negatif menjadi positif. Asap yang biasanya dipandang buruk, kami ubah agar lebih ramah lingkungan dan memproduksi energi listrik alternatif dengan memanfaatkan sisa energi dari cerobong asap,” harap Taufik Berilyan mewakili tim.

Indonesia merupakan salah satu negara industri terbesar di Asia Tenggara bahkan memiliki beberapa daerah kawasan khusus industri. Hal ini merupakan  sebuah tanda bahwa perekonomian Indonesia cukup baik.

Namun sayangnya, jumlah kawasan industri ini juga menjadi penyumbang jumlah polutan di Indonesia. Inilah yang menyebankan Indonesia berada pada posisi ke-6 sebagai negara dengan jumlah polusi terbanyak di dunia berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh IQAir.

Cerobong pabrik mengeluarkan asap begitu saja ke atmosfer, asap yang kita tahu mengandung polutan yang berbahaya bagi masyarakat. Selain itu gaya dorong asap yang terbuang sia-sia tanpa dimanfaatkan terlebih dahulu ini menggelitik tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) untuk berinovasi.

Ketiga mahasiswa Teknik Mesin FTUB itu adalah Taufik Berilyan, Mikhael Joshua Mora Siahaan, dan Ahmad Fadlan Al Ahyar Sulis. Di  bawah bimbingan Redi Bintarto, ST., M.Eng.Pract, ketigaya menciptakan CAS 3 IN 1 (Cerobong Asap 3 In 1).

Secara singkat CAS 3 IN 1 adalah cerobong asap yang dapat menghasilkan energi listrik dari gaya dorong asap, mengurangi kadar polutan dengan penyemprotan air, dan mendeteksi kandungan asap yang dikeluarkan cerobong asap.

Tim memodifikasi cerobong asap dengan menempatkan beberapa komponen tambahan yang disematkan pada cerobong asap konvensional seperti turbin/impeller, nosel, sensor udara (MQ-135), rotor, dan fentilasi(lubang kecil untuk mencegah kelebihan tekanan pada cerobong).

Asap yang melalui CAS 3 IN 1 akan melewati nosel dan lalu disemprotkan uap air sehingga kandungan logam atau polutan akan berkurang. Setelah itu akan melewati sensor udara yang bertujuan untuk mengecek kandungan udara dan kemudian asap tersebut menggerakkan turbin yang terhubung dengan rotor sehingga membuat rotor ikut berputar dan membangkitkan tenaga listrik.

“Kami ingin mengubah hal negatif menjadi positif. Asap yang biasanya dipandang buruk, kami ubah agar lebih ramah lingkungan dan memproduksi energi listrik alternatif dengan memanfaatkan sisa energi dari cerobong asap,” harap Taufik Berilyan mewakili tim. (mic)

 

Inovasi ini merupakan salah satu peraih Dana DIKTI dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2020.

Skip to content