Top

Prof Agus Choiron, Profesor Baru FT di Bidang Ilmu Rekayasa Desain

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya kembali menambah professor baru. Ia adalah Dr. Eng, Moch. Agus Choiron, ST., MT.

Dosen yang akrab disapa Pak Choi ini dikukuhkan di Gedung Samantha Krida UB pada hari Selasa, 31 Mei 2022, sebagai Profesor ke-16 dari FT dan ke-165 di UB, serta menjadi professor ke-293 dari seluruh professor yang telah dihasilkan oleh UB.

Pada orasi ilmiahnya ia memaparkan karya berjudul “Rekayasa Desain Hexagonal Crash Box untuk Short Crushable Zone dengan Simulasi Komputer”.

Sebuah perangkat keselamatan kendaraan dengan tingkat keselamatan yang baik saat terjadi tabrakan. Sangat dibutuhkan, khususnya arah frontal. Terletak di antara bumper dan frame. Sebagai penyerap energi impak, ketika terjadi tabrakan.

“Model desain, panjang crash box 120 mm. Dengan simulasi komputer. Telah dilakukan secara efektif, pada metal gasket. Keunggulannya, mempercepat pengembangan, dengan pengurangan trial and error. Kelemahanya, adalah tantangan kompleksitas bentuk desain. Sehingga diperlukan proses manufaktur yang presisi untuk memproduksi prototypenya,” terang Prof. Agus Choiron.

Pembuatan Crash Box dilatarbelakangi perkembangan jumlah kendaraan yang sangat tinggi. Khususnya pada segmen mobil penumpang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah mobil penumpang mengalami peningkatan sebesar 6,1% dengan jumlah sebanyak 15.592.419 unit pada tahun 2019 (BPS-Statistic, 2019).

Sayangnya peningkatan tersebut berbanding lurus dengan tingginya angka kecelakaan di Indonesia, yang mencapai 116.411 kasus dan cenderung meningkat sebesar 4.87% pada tahun 2019.

“Rekayasa desain, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pada mobil berjenis MPV. Merupakan kendaraan yang paling laku di Indonesia. Memiliki short crushable zone sehingga panjang crash box didesain 120-150 mm,” tukasnya.

Lebih lanjut, untuk rekayasa desain lintas bidang ilmu, Prof Agus Choiron sudah beberapa kali bekerjasama dengan di bidang industri.

Ia melanjutkan, ia juga ingin merambah bidang medical engineering. Hal yang sedang ia kembangkan adalah prosedur pengolahan data CT-Scan connecting dengan CAD, Additive Manufacturing dan Software Aplikasi CAE.

Ia juga menghasilkan rekonstruksi tulang rahang untuk kebutuhan desaub bahan dab evaluasi ora operasi tulang.

“Kami berharap nanti bisa bekerjasama dengan teman-teman dari medical engineering untuk memudahkan dan mempercepat proses pelayanan kesehatan,” pungkas dosen Teknik Mesin ini.

Skip to content