Top

FT UB Sambut Dua Guru Besar Baru Dari Teknik Pengairan & Teknik Mesin

Minggu ini Guru Besar/Profesor di Fakultas Pertama, Prof. Dr. Ir. Ussy Andawayanti, M.S., IPM. sebagai Profesor aktif ke 21 di Fakultas Teknik (FT) dan Profesor aktif ke 184 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 343 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya. Dikukuhkan, Sabtu (14/10/2023) di Gedung Samantha Krida UB. Ia memaparkan orasi ilmiahnya terkait “Model Pengendalian Genangan dengan Urban Smart Solution Integrated-ecodrain (USS-Ie)”. Model ini ditujukan untuk mengendalikan genangan akibat dinamika perubahan tata guna lahan secara cerdas di perkotaan hingga Zero Run Off.

Model penanggulangan ini dilakukan secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan. Perbedaannya dengan model penanggulangan genangan yang telah ada adalah hanya secara individual treatment saja, yaitu dengan drainase konvensional.

Sementara itu, Prof. Ussy mengatakan bahwa model USS-Ie ini efektif agar Zero Run Off segera tercapai. Secara teknis, prinsip model ini adalah prinsip menyimpan air, di mana air tidak dibuang di saluran lain, tetapi ditampung atau diresapkan di dalam tanah. Namun, kelemahan model ini membutuhkan partisipasi semua pihak. Mulai dari pemerintah dan juga masyarakat.

Kelemahan dari model ini  adalah saat mengimplementasikan USS-Ie. Implementasi model  ini dapat berhasil dengan sepenuhnya harus melibatkan pemerintah, masyarakat dan pihak terkait. Untuk mengurangi kelemahan model ini,  maka  dalam perencanaan, implentasi dan pemeliharaan USS-Ie melibatkan masyarakat sehingga masyarakat merasa ikut memiliki USS-Ie,  dan bisa merealisasikan  Zero Runoff.

Agar USS-Ie bisa diimplementasikan  disarankan ada campur tangan  Pemerintah Daerah setempat atau dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah yang mengharuskan mengaplikasikan USS-Ie agar daerah perkotaan menjadi Zero Runoff. Agar eko-drainase lebih ekonomis dan efektif perlu dilakukan kajian tata letak.  Dengan harapan USS-Ie dapat diterapkan di  suatu daerah perkotaan yang berkembang pesat khususnya Kota Malang agar bisa terbebas dari genangan/ banjir   atau Zero Runoff

Kedua, Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, yang saat ini menjabat sebagai profesor ke-22 di Fakultas Teknik (FT) dan merupakan profesor ke-190 di UB, serta ke-349 dari seluruh profesor UB. Ia dikukuhkan pada Minggu (15/10/2023). Prof. Siswanto telah memberikan orasi berjudul “Siklus Termodinamika MUB-2 untuk Menurunkan Emisi Combustible Spesies dan Meningkatkan Efisiensi Pembakaran.” Dia membahas tantangan terkait energi dan lingkungan, terutama dalam hal pemanfaatan sumber energi berbasis bahan bakar fosil.

Namun demikian, sumber energi ini memiliki dua masalah besar, yakni, semakin menipisnya ketersediaan cadangan dan masalah lingkungan. Salah satu yang menjadi masalah bagi lingkungan adalah emisi combustible species, yaitu hidrokarbon HC, karbon monoksida CO, dan hidrogen H2.

Menurut hasil kajian, sektor transportasi merupakan pengguna energi nasional terbesar hingga 42%. Pada sektor tersebut, jenis energi yang digunakan didominasi oleh bahan bakar minyak (BBM) yang berbasis energi fosil yakni hampir 90,9%. Penggunaan BBM yang sangat besar pada sektor transportasi ini telah menjadikannya sebagai salah satu kontributor utama dari produksi emisi combustible species.

Salah satu solusi strategis yang ditawarkan oleh Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, ST., MT. adalah sebuah siklus termodinamika motor bakar yang tidak saja menurunkan emisi combustible species nya, akan tetapi juga mengkonversi energi combustible species.

Keterbaruan ini berupa siklus termodinamika MUB-2 untuk menurunkan emisi combustible species dan meningkatkan efisiensi pembakaran. Hampir seluruh siklus termodinamika motor bensin, menggunakan siklus Otto yang memiliki kelemahan diantaranya, proses pembakaran hanya sekali, emisi combustible species yang tinggi, efisiensi pembakaran yang rendah, dan sensitif terhadap homogenitas campuran udara-bahan bakar.

Siklus termodinamika MUB-2 bertujuan menambah durasi reaksi pembakaran setelah proses ekspansi pertama, agar terjadi dua kali proses pembakaran, sehingga combustible species yang belum terbakar pada pembakaran pertama dapat dibakar ulang dan energinya dikonversikan menjadi kalor input kedua kedalam siklus, sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran.[drn]

Skip to content