Top

Budaya adalah Warisan Kita, Budaya Menyatukan Bangsa

Teknologi, menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang. Tantangan untuk mempertahankan jati diri dan peluang untuk terbang lebih tinggi. Sebuah nyawa yang luar biasa, mengubah mimpi menjadi realita.

Teknologi hadir tentunya bukan tanpa konsekuensi yang harus dibayar. WHO mencatat 800 anak/tahun melakukan tindakan bunuh diri karena buruknya efek teknologi yang tak terkendali, bisa jadi hal ini karena tidak seimbangnya kehidupan sosial dan media sosial.

Karena itulah saya mengajak sesama generasi muda untuk kembali ke akar kita, memenyelami jati diri bangsa, sekaligus bijak berteknologi untuk mewartakan keindahan bangsa pada dunia.

Budaya adalah warisan kita, dan budaya menyatukan bangsa.

Pidato inilah yang mengantarkan Nurrohman Adi Assajjad, mahasiswa Teknik Pengairan angkatan 2018 menjadi Putera Kebudayaan Jawa Timur 2020.

Mahasiswa asli Mojokerto ini menceritakan awal mulanya mengikuti ajang ini. Nur mengikuti ajang Putra Putri Jawa Timur 2020 pada tanggal 8 desember 2019 di Surabaya. Dari ratusan pendaftar, terpilih 24 finalis se-jawatimur untuk melakukan karantina di Jember pada tanggal 22-25 Januari 2020,

“Audisinya diadakan di tiga tempat, Banyuwangi, Jember, dan Surabaya. Kebetulan saya ikut yang di Surabaya dan seluruh finalis kecuali enam yang mengundurkan diri dikarantina di Jember,” ujar putra pertama pasangan Suciati dan Supriadi ini.

Pada babak penyisihan para finalis diminta untuk unjuk bakat dan model. Dengan hobi beladirinya, ia menampilkan kemampuan taekwondonya dan berhasil masuk 3 kategori bakat terbaik.

“ALhamdulillah bisa terjaring, soalnya untuk taekwondo saya tidak pernah ikut club, hanya belajar sendiri,” sulung dari dua bersaudara ini mengungkapkan.

Saat grandfinal yang diadakan tanggal 25 January yang lalu, ia mengangkat tema teknologi untuk generasi muda. Ini yang membuatnya masuk Top 5 dan berkesempatan melakukan QnA dan menjadi juara Putera Kebudayaan Jawa Timur 2020.

“InshaaAllah saya akan mewakili Jawa Timur di ajang Nasional pada bulan Oktober mendatang,” ujarnya.

Mengikuti ajang ini memang sudah menjadi passion Nurrohman. Ia bercita-cita ingin menjadi bintang (aktor) yang bermanfaat bagi orang lain. Dengan menjuarai ajang ini ia ingin menunjukkan bahwa kesuksesan orang bukan tergantung dari IPK/ nilai akademik semata, semua orang berhak memilih jalannnya masing-masing.

“Tergantung bagaimana orang itu menjalani idupnya, tapi tetap, Tuhan yang menentukan,” tutupnya saat diwawancarai siang ini (31/Jan/2020).

Skip to content