Top

System Hybrid-G2I (Green-Gray Infrastructure): Sebuah Pengelolaan Limpasan Air Hujan Berbasis Konservasi Air

Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan 4 Guru Besar baru pada Kamis (7/12/2023) di Gedung Samantha Krida dimana 3 diantaranya dari Fakultas Teknik. Salah satu Guru Besar baru adalah Prof. Dr. Eng. Donny Harisuseno, S.T., M.T. Beliau yang merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Hidrologi dan Konservasi Sumber Daya Air membawakan orasi ilmiah dengan judul System Hybrid-G2I (Green-Gray Infrastructure): Sebuah Pengelolaan Limpasan Air Hujan Berbasis Konservasi Air.

Prof. Dr. Eng. Donny Harisuseno, S.T., M.T. hadirkan pendekatan baru dalam pengelolaan limpasan air hujan. Sebagai Profesor aktif ke-23 di FT dan Profesor aktif ke-193 di UB, dia juga menjadi Profesor ke-352 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh UB.

Konsep terbaru yang diusungnya adalah untuk mengatasi masalah limpasan air hujan di wilayah perkotaan. Pendekatannya, dikenal sebagai System Hybrid-G2I (Green-Gray Infrastructure), mengintegrasikan infrastruktur fisik drainase atau gray infrastructure dengan komponen lingkungan untuk meningkatkan ketangguhan dan fleksibilitas pengelolaan limpasan.

Dalam paparannya, Prof. Donny menyoroti kelemahan konsep pengelolaan limpasan konvensional yang lebih mengandalkan saluran fisik.

“System Hybrid-G2I, selain mendukung konservasi air, juga memiliki keunggulan dalam menjaga kualitas air tanah dan permukaan. Namun, tantangan yang dihadapi adalah penerapannya yang lokal dan bergantung pada ketersediaan ruang fisik di area perkotaan”, terangnya.

Penelitiannya menjelaskan bahwa System Hybrid-G2I bisa menjadi alternatif solusi berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan limpasan air hujan di wilayah perkotaan. Akan tetapi implementasinya memerlukan komitmen kuat dari pihak terkait.

“Keterlibatan komunitas dan pemerintah setempat diharapkan dapat memaksimalkan potensi konsep ini sebagai solusi terkini dalam mengelola sumber daya air,” lanjutnya.

Kunci dari berhasilnya System Hybrid-G2I memang masih terbatas pada ruang fisik perkotaan. Sehingga diperlukan kajian lebih lanjut dengan pemerintah terkait hal ini. Namun, apabila bisa diimplementasikan, maka kota tersebut tidak perlu khawatir soal kualitas air dan bisa tahan terhadap perubahan iklim.[drn]

Skip to content