Top

Tim Pengabdian Arsitektur UB Revitalisasi Belik Lamer di Kampung Panggung

Tim pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) yang diketuai oleh Ir. Rinawati P Handajani, MT., melakukan revitalisasi sumber air di kampung Panggung RW 09 Kelurahan Mojolangu, Kota Malang.

Kondisi sumber air/petirtan yang disebut Belik Lamer di kampung Panggung  cukup memperihatinkan, akses menuju belik tidak terawat, curam, terjal juga licin.

“Jalan menuju belik yang susah menyebabkan kurangnya perawatan terhadap Belik Lamer ini,” terang Dosen Arsitektur ini.

Keadaan Bilik Lamer sebelum dan sesudah Revitalisasi

Untuk itu, lanjutnya, dilaksanakan kegiatan revitalisasi yang meliputi meliputi perbaikan jalan akses, pembersihan, dan pengkondisian area.

Tidak sendiri, pada tim PKM ini Ir Rina menggandeng Dr Ir Lisa Dwi Wulandari ST MT CIQaR CIQnR CIMMR, Debri Haryndia Putri ST MDs, dan DrEng Novi Sri Sunu Giriwati ST MT.

Pada bulan Mei 2023 Tim mengawali kegiatan dengan rembug dengan Pengurus dan warga RW09 untuk menjaring aspirasi warga dan dimatangkan pada bulan Juni 2023.

kerja bakti wargaPendampingan pelaksanaan proses revitalisasi dilaksanakan pada Bulan Juli – Agustus 2023. Pelaksanaan dilakukan melalui kerja bakti bersama warga, dimulai dengan pembersihan dan pemadatan lahan.

Setelah dipadatkan dilanjutkan dengan pemasangan paving block untuk tangga menuju area belik, perbaikan belik, dan pemasangan papan nama.

“Peninjauan lokasi belik dan hasil pembangunan kami lakukan secara berkala mulai September hingga Oktober 2023,” ujar Ir Rina.

Kepala Kelurahan Mojolangu, Bapak Feri Irawan, S. Kom., sangat mengapresiasi upaya revitalisasi area belik.

“Alhamdulillah, kami ucapkan terima kasih, karena belik yang dulu sempat terbengkalai sudah bisa digunakan kembali,” ujar Feri Irawan.

Petirtan Lamer merupakan saksi sejarah di Kampung Panggung. Bilik ini menajdi saksi bisu bagaimana dulu masyarakat sekitar mendapatkan air. Bilik ini juga memberikan contoh yang arif, bahwa memberi setetes air sangat berarti bagi kehidupan.

“Peninggalan sejarah itu bisa sebagai pembelajaran dimasa yang akan datang, khususnya bagi generasi muda di kampung Panggung yang mungkin kurang bahkan tidak mengenali lagi sejarah dan kekayaan kampungnya sendiri,” pungkas Ir. Rina. (mic)

 

Skip to content